Penulis: Dwi Pujiyanto
CILACAP – Semangat itu terasa sejak pagi di Gedung Patra Graha Pertamina, Sabtu (26/4). Ribuan guru, kepala sekolah, dan pengurus yayasan dari 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah memadati area pertemuan. Ada yang datang selepas menempuh perjalanan enam jam lebih, tapi tak sedikitpun rona lelah mengalahkan antusiasme mereka. Semuanya larut dalam kehangatan Silaturahmi Akbar (Silatbar) dan Halal Bihalal yang digelar Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia Wilayah Jawa Tengah.
Jumlah peserta mencapai 1.582 orang. Mereka tidak hanya bertemu untuk berjabat tangan dan saling memaafkan selepas Idulfitri, tapi juga memperkuat sinergi, berbagi inspirasi, dan membangun komitmen untuk pendidikan Islam yang lebih unggul.
“Setiap lembaga jangan pernah merasa cukup dengan capaian hari ini,” pesan Ketua JSIT Jateng, Zainal Abidin, dalam sambutannya. Suaranya tegas namun mengalir tenang, memotivasi hadirin agar terus berinovasi dan bersabar dalam mengelola pendidikan.
Zainal paham betul tantangan zaman ini berat. Tapi baginya, setiap ujian adalah kesempatan untuk tumbuh. “Bersabar, istiqomah, dan tahan terhadap ujian,” ujarnya, seolah menguatkan setiap guru yang hadir.
Menambah semangat, Bupati Cilacap Syamsul Aulia Rachman hadir langsung membuka acara. Mengenakan batik bercorak cerah, Syamsul tampak sumringah menyambut tamu-tamu dari seluruh penjuru Jawa Tengah. Bagi Syamsul, ini bukan hanya kebanggaan, tapi juga berkah bagi Cilacap.
“Minimal dua hari ini, hotel, restoran, hingga wisata kita ikut merasakan manfaat,” katanya, disambut tawa hangat peserta.
Bupati yang baru dua bulan menjabat itu juga memperkenalkan program andalannya: Becus dan Tatag. Becus adalah singkatan dari Bener, Eling, Cerdas, Ulet, dan Santun. Sedangkan Tatag adalah tentang keteguhan hati: tidak korupsi, tidak melanggar norma, dan mau tunduk pada aturan.
Di tengah suasana hangat itu, hadir pula tausiyah penuh makna dari Sekretaris Jenderal JSIT Indonesia, Ahmad Fikri. Ia menekankan pentingnya menjaga tali silaturahmi, bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi juga dalam membangun persatuan bangsa.
Tak hanya berbagi pesan, peserta Silatbar juga berbagi kepedulian. Dari semangat solidaritas, terkumpul donasi sebesar Rp350 juta yang akan disalurkan untuk rakyat Palestina. Tepuk tangan bergemuruh memenuhi ruangan saat pengumuman itu dibacakan.
Tak lengkap rasanya jika silaturahmi tanpa hiburan. Grup nasyid Azzam Haroki tampil menghangatkan suasana dengan lantunan lagu-lagu religi. Penampilan kesenian dari siswa SIT Cilacap pun ikut menambah warna acara, menunjukkan bakat-bakat muda yang lahir dari pendidikan berbasis karakter.
Acara ini juga dihadiri berbagai tamu kehormatan, dari perwakilan Dinas Pendidikan, PGRI, Dikdasmen Muhammadiyah, LP Ma’arif NU, hingga Kementerian Agama. Semuanya bersatu, tanpa sekat, dalam semangat yang sama: membangun pendidikan yang berkarakter dan membumi.
Hari itu, Cilacap tak hanya menjadi tuan rumah acara besar. Tapi juga saksi lahirnya semangat baru dari 1.582 pejuang pendidikan Islam di Jawa Tengah.