Makassar, Sekolah Islam Terpadu — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof Abdul Mu’ti, memberikan sambutan istimewa dalam pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) VI Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia di Kota Makassar. Dalam sambutannya, Mu’ti mengungkapkan ketertarikannya yang mendalam terhadap JSIT hingga nyaris menjadikannya bahan disertasi.
“Hampir saja saya menulis disertasi tentang JSIT Indonesia. Bahkan saya sudah sempat melakukan wawancara. Namun karena kesibukan yang padat, niat tersebut belum sempat terwujud,” ujar Mu’ti disambut tepuk tangan meriah dari ribuan peserta Munas.
Dalam pandangannya, JSIT Indonesia merupakan representasi dari organisasi pendidikan yang digerakkan oleh kalangan menengah Muslim Indonesia. Ia menyebutnya sebagai kelompok Mukidi, akronim dari Muda, Kaya, Intelektual, Dermawan, dan Idealis.
“Dengan karakter ini, JSIT berpeluang besar untuk terus berkontribusi menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan menjawab tantangan zaman,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Abdul Mu’ti menegaskan bahwa investasi terbaik masa depan bangsa adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan. Ia mengapresiasi kiprah sekolah-sekolah Islam Terpadu di bawah naungan JSIT Indonesia yang selama ini telah menunjukkan konsistensi dalam mencetak generasi berdaya saing tinggi.
“Saya berharap JSIT juga dapat mendukung program prioritas pemerintah seperti makan bergizi gratis dan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat,” katanya.
Dalam sambutannya, Mu’ti juga mengutip ayat Al-Qur’an:
“Wal yakhsyalladzīna lau tarakū min khalfihim dzurriyyatan dhi’āfan khāfū ‘alaihim, fal yattaqullāha wa qūlū qawlan sadīdan.”
Ia menjelaskan bahwa pesan dari ayat tersebut adalah pentingnya membentuk generasi yang kuat secara akidah, ilmu, fisik, dan ekonomi. Ia mencontohkan kisah Nabi Musa AS dan Thalut, yang karena kelebihannya, diangkat menjadi pemimpin oleh kaumnya.
Menutup sambutannya, Abdul Mu’ti menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada JSIT Indonesia atas kontribusinya dalam menciptakan pendidikan bermutu yang bernilai keislaman dan kebangsaan.
