Bagi umat Islam, gerhana merupakan momen untuk mengingatkan kita akan keagungan Allah SWT.
JSIT-JATIM.COM – Sabtu, 29 Maret 2025, langit di belahan bumi utara akan menampilkan pertunjukan langka—Gerhana Matahari Sebagian. Fenomena astronomi ini akan menyapu sebagian wilayah Amerika Serikat bagian timur laut, Kanada bagian timur, Greenland, Eropa, Afrika Barat Laut, dan Rusia bagian barat laut. Namun, apakah Indonesia berkesempatan menyaksikan peristiwa langit ini?
Gerhana Matahari Sebagian terjadi saat Bulan melintas di antara Matahari dan Bumi, tetapi tidak dalam posisi sejajar sempurna. Akibatnya, hanya sebagian piringan Matahari yang tertutup oleh bayangan Bulan. Sayangnya, Indonesia tidak termasuk dalam jalur visibilitas gerhana kali ini. Bagi masyarakat yang ingin menyaksikan momen langka ini, mereka harus bepergian ke negara-negara yang masuk dalam jalur gerhana atau mengikuti siaran langsung dari berbagai lembaga astronomi.
Meski tak terlihat dari langit Nusantara, dampak gerhana ini bisa dirasakan di beberapa wilayah Indonesia. Salah satu dampak yang mungkin terjadi adalah meningkatnya risiko banjir rob di daerah pesisir, terutama di wilayah Sumatera, Jambi, Lampung, dan Banten. Selain itu, beberapa fenomena atmosfer lain juga bisa terjadi akibat perubahan kecil dalam gravitasi akibat posisi Bulan dan Matahari.
Sementara itu, bagi umat Islam, gerhana merupakan momen untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam ajaran Islam, setiap kali terjadi gerhana, umat dianjurkan melaksanakan shalat gerhana, yaitu shalat kusuf untuk Gerhana Matahari dan shalat khusuf untuk Gerhana Bulan. Namun, mengingat gerhana ini tidak terlihat di Indonesia, para ulama menegaskan bahwa tidak ada kewajiban bagi umat Islam di Indonesia untuk melaksanakan shalat kusuf.
Di berbagai belahan dunia, antusiasme masyarakat terhadap fenomena ini sangat tinggi. Di Amerika Utara, masyarakat di Quebec utara, Kanada, akan menjadi saksi utama dengan hingga 94% cakupan Matahari tertutup oleh Bulan. Sementara itu, di kota-kota seperti New York, Washington D.C., dan Boston, gerhana sebagian akan tampak dengan intensitas lebih rendah, memberikan pemandangan indah Matahari berbentuk sabit di ufuk timur saat matahari terbit.
Eropa juga akan mendapatkan bagian dari pertunjukan langit ini. Greenland akan mengalami cakupan gerhana hingga 86%, sementara Islandia bagian barat mencapai 70%. Di kota-kota besar seperti London, Paris, dan Edinburgh, Matahari akan tampak sedikit terpotong dengan cakupan antara 23% hingga 40%. Wilayah Afrika Utara seperti Maroko dan Aljazair juga akan menyaksikan gerhana, meskipun dengan intensitas lebih kecil.
Bagi para pengamat langit di belahan dunia yang beruntung, persiapan matang tentu menjadi kunci. Kacamata khusus gerhana sangat dianjurkan agar bisa menikmati fenomena ini dengan aman tanpa merusak penglihatan. Lembaga astronomi juga telah menyiapkan berbagai siaran langsung agar masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, tetap bisa mengikuti peristiwa ini secara virtual.
Meskipun Indonesia tidak menjadi saksi langsung, Gerhana Matahari Sebagian 29 Maret 2025 tetap menjadi pengingat betapa luar biasanya alam semesta dan bagaimana posisi benda langit dapat mempengaruhi kehidupan di Bumi. Untuk mereka yang tak ingin melewatkan momen langka ini, selalu ada cara untuk tetap terhubung dengan keajaiban langit, meski hanya lewat layar kaca.