Menanamkan akhlak pada anak sejak dini tanpa paksaan adalah kunci membentuk perilaku santun sepanjang hayat.
Penulis: Janan, S.Pd. (Kepala SDIT Al Ibrah)
Dulu waktu saya kecil, ketika diajak orang tua bertamu selalu dipesan, “Nanti saat di rumah orang, yang sopan ya!”
Meski saat itu pikiran saya sebagai anak-anak belum memahami betul apa manfaat pesan orangtua itu dan akibat jika saya tidak melakukannya, namun jiwa seorang anak yang ingin berbakti pada orangtua, pesan itu saya laksanakan begitu saja.
Seiring dengan waktu, baru menyadari betapa ‘unggah-ungguh’, tata krama dan sopan santun terhadap orang sangatlah penting.
Fenomena saat ini sangat miris. Ketika di media sosial viral seorang murid SMP bentak-bentak gurunya. Bahasa yang digunakan pun “jawa ngoko” layaknya bicara dengan teman sebaya, bahkan kata-kata kasar keluar dari mulutnya.
Sungguh sebuah realita yang perlu dicari titik ‘benang ruwet’-nya. Keluarga, sekolah atau lingkungan? yang mengontaminasi nalar,pikiran dan sikap seorang anak.
Beberapa waktu yang lalu, ada seorang ibu bersama anaknya bertamu ke rumah. Saat kami sedang bercengkrama, si anak bermain. Sesekali ia ke kursi sofa dan berlari-lari di atas shofa. lompat dari sofa yang satu ke sofa lainnya. Bahkan melompat-lompat laksana di atas trampolin. Meski si ibu melihatnya, ia dibiarkan bermain seperti itu.
Terlihat dari sorot matanya, seolah ibu itu berkata, “Ah, anak kecil. Ia sedang menikmati keasyikannya. Ia kan masih anak-anak, belum tau mana yang baik dan mana yang buruk.”
Bukannya anak-anak adalah sosok kecil ‘peniru andal’ ? Kenapa tidak memanfaatkan masa keandalannya untuk mengisi dengan hal yang baik?
Apa karena usia anak-anak yang karakternya lebih banyak bermain lantas belum waktunya ditanamkan hal baik?
Sepertinya tidak begitu. Saya pernah mendengar dalam sebuah seminar parenting tentang pentingnya menanamkan karakter positif bisa dilakukan sejak dini.
Namun diperlukan kesabaran dan konsistensi dari orangtua. Kecuali orangtua yang enggan dan gak mau ‘ribet’ alih-alih dengan dalih ‘belum waktunya untuk anak usia dini.
Menanamkan tata krama atau adab pada anak usia dini sangat penting . Usia dini adalah masa di mana anak-anak belajar dari lingkungan sekitar, baik dari perilaku orang tua, guru, maupun teman-temannya.
Pengajaran adab pada usia ini tidak hanya membantu mereka memahami bagaimana berinteraksi dengan sopan, tetapi juga membentuk karakter baik yang akan terbawa hingga dewasa.
Berikut adalah beberapa cara efektif menanamkan adab pada anak tanpa membuat mereka terbebani:
1. Memberi Contoh Langsung
Anak usia dini adalah peniru ulung. Dengan menunjukkan sikap sopan, seperti mengucapkan “tolong,” “maaf,” dan “terima kasih” dalam kehidupan sehari-hari, anak akan lebih mudah mengikuti perilaku ini.
2. Pengulangan dan Konsistensi
Anak-anak perlu melihat perilaku baik secara berulang. Setiap kali mereka bertemu seseorang, ingatkan mereka untuk mengucapkan salam atau menyapa dengan ramah. Pengulangan akan membuat mereka semakin terbiasa.
3. Memanfaatkan Cerita atau Dongeng
Dongeng atau cerita anak sering kali sarat dengan pesan moral. Menggunakan cerita ini adalah cara menyenangkan untuk mengajarkan nilai-nilai seperti hormat, jujur, dan berbagi kepada anak.
4. Memberi Pujian untuk Perilaku Baik
Pujian sederhana saat anak bersikap sopan atau menunjukkan perilaku baik dapat memperkuat motivasi mereka. Ini membuat anak merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk mengulang perilaku tersebut.
5. Melatih Secara Bertahap dan Sesuai Kemampuan
Anak usia dini belum memahami aturan yang kompleks. Mulailah dengan tata krama sederhana, seperti mengucapkan salam atau tidak memotong pembicaraan orang lain. Seiring waktu, ajarkan aturan yang lebih luas.
6. Menanamkan Rasa Empati
Mengajarkan anak untuk memahami perasaan orang lain dapat membuat mereka lebih peka dan secara alami mengembangkan sikap sopan. Dengan memahami bahwa tata krama bertujuan untuk menghormati orang lain, anak akan belajar menghargai dan menjaga perasaan orang di sekitarnya.
Dengan pendekatan ini, menanamkan akhlak pada anak menjadi lebih menyenangkan dan tidak membebani. Nilai-nilai kebaikan yang dipupuk sejak dini akan membantu mereka tumbuh menjadi individu yang berakhlak mulia.
Semoga bermanfaat! Wallahu a’lam bish shawab.