Siswa memahami bahwa sampah bukan hanya sekadar limbah, melainkan bisa menjadi berkah bagi lingkungan.
Penulis: Norma Rizky Yuniar
MADIUN – Ada yang berbeda dalam latihan rutin Pramuka Pangkalan SDIT Insan Madani, Jumat (21/2). Bertepatan dengan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional, para anggota Pramuka tidak hanya berbaris rapi atau bermain sandi morse. Mereka sibuk dengan tumpukan sampah organik—bukan untuk dibuang, tapi untuk diolah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Ya, mereka belajar membuat pupuk kompos!
Dengan semangat dan antusiasme tinggi, para siswa yang berseragam cokelat itu mengikuti arahan para pembina mereka. Tema SKU kali ini, “Mengolah Sampah serta Mempraktikkan Cara Pengolahannya secara Composting”, mengajak mereka untuk memahami bahwa sampah bukan hanya sekadar limbah, melainkan bisa menjadi berkah bagi lingkungan.
Belajar dari Ahlinya
Dibimbing langsung oleh Kak Titis Rizqi Rohmah Mawaddah, S.P., Kak Alya Rohali, S.Pd., dan Kak Restiani Alfiah, S.Pd., para anggota Pramuka belajar dari nol bagaimana mengubah sisa sayuran, dedaunan, dan rumput menjadi pupuk kompos yang kaya manfaat. Dengan sabar, para pembina menjelaskan langkah demi langkah—mulai dari memilah sampah organik, menghancurkannya agar lebih cepat terurai, hingga mencampurnya dengan tanah atau kompos lama agar proses dekomposisi berjalan optimal.
“Kami ingin anak-anak tidak hanya memahami teori, tetapi juga bisa mempraktikkan langsung cara pengolahan sampah yang benar. Dengan begini, mereka akan lebih peduli terhadap lingkungan dan sadar bahwa setiap orang bisa berkontribusi dalam menjaga bumi,” ujar Kak Titis.
Dari Sampah Jadi Berkah
Proses pembuatan kompos ini ternyata menarik perhatian banyak anggota Pramuka. Mereka tampak antusias mencampur bahan-bahan yang sudah dihancurkan ke dalam wadah pengomposan. Tak sedikit dari mereka yang terkejut saat tahu bahwa sisa makanan dan dedaunan kering yang biasa dianggap tak berguna justru bisa menjadi pupuk alami yang sangat baik untuk tanaman.
“Awalnya saya pikir sampah organik ya cuma untuk dibuang. Tapi setelah ikut kegiatan ini, saya jadi paham kalau ternyata bisa dijadikan pupuk buat tanaman. Jadi, enggak perlu beli pupuk kimia lagi!” ujar Aulia, salah satu anggota Pramuka dengan wajah sumringah.
Momentum Penting di Hari Peduli Sampah Nasional

Kegiatan ini bukan sekadar latihan biasa. Bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional, para anggota Pramuka SDIT Insan Madani diajak untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Mereka belajar bahwa mengolah sampah dengan baik adalah bagian dari tanggung jawab bersama.
“Kami berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi bisa menjadi kebiasaan yang mereka bawa hingga ke rumah. Semakin banyak yang sadar akan pentingnya pengelolaan sampah, semakin bersih lingkungan kita,” tambah Kak Alya.
Dengan semangat gotong royong, para anggota Pramuka telah menunjukkan bahwa menjaga lingkungan bisa dimulai dari hal kecil—memilah sampah, mengolahnya, dan menjadikannya sesuatu yang berguna. Semoga langkah kecil ini menjadi inspirasi bagi lebih banyak orang untuk lebih peduli terhadap sampah dan lingkungan. Karena sesungguhnya, sampah bukan sekadar masalah, melainkan juga peluang untuk berbuat baik bagi bumi kita!**