Jangan bangga dengan idemu, tetapi fokuslah pada masalah yang ingin diselesaikan
Gamal Albinsaid, lahir di Malang pada 8 September 1989, adalah sosok pemuda yang membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk menciptakan perubahan besar. Dari MI Jendral Sudirman Malang hingga meraih gelar cum laude di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Gamal telah menunjukkan dedikasi dan semangat belajar yang luar biasa. Namun, yang membuatnya benar-benar menonjol bukan hanya prestasi akademisnya, melainkan inovasi sosialnya yang mengubah paradigma tentang sampah dan kesehatan.
Asuransi Sampah
Gamal dikenal sebagai pencetus program Asuransi Sampah, sebuah terobosan yang menyelesaikan dua masalah sekaligus: pengelolaan sampah dan akses kesehatan bagi masyarakat kurang mampu. Ide ini lahir dari keprihatinannya terhadap kisah Khaerunissa, seorang anak berusia tiga tahun yang meninggal karena tidak mampu berobat. Ayahnya, seorang pemulung, hanya berpenghasilan Rp 10.000 per hari. Tragedi ini menjadi pemicu bagi Gamal untuk menciptakan sistem di mana sampah bisa ditukar dengan layanan kesehatan.

Program Asuransi Sampah ini tidak hanya menjadi solusi lokal, tetapi juga menarik perhatian dunia. Gamal dinobatkan sebagai salah satu dari 50 Inovator Sosial Paling Berpengaruh di Dunia dan menjadi pemuda pertama di Asia yang menerima HRH The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneur Award dari Kerajaan Inggris. Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Pangeran Charles, mengukuhkan Gamal sebagai sosok inspiratif yang mampu menggerakkan perubahan global.
Gamal tidak berhenti di situ. Melalui Indonesia Medika, ia terus mengembangkan berbagai inovasi kesehatan seperti Homedika, Sabuk Bayi Pintar, Care for Mother, dan Siapapeduli.id. Platform crowdfunding Siapapeduli.id, misalnya, telah mengumpulkan dana lebih dari Rp 1 miliar untuk membantu ratusan pasien yang kesulitan biaya pengobatan. Sementara Homedika menghubungkan tenaga kesehatan dengan masyarakat, memudahkan akses layanan kesehatan di 100 kota di Indonesia.