Membaca Al-Qur’an bukan hanya tentang kefasihan, tetapi juga tentang perjalanan mendekatkan diri kepada Allah. Ada yang melantunkannya dengan lancar, ada pula yang terbata-bata, tetapi keduanya tetap dalam lindungan rahmat-Nya.
Allah melihat setiap usaha, setiap pengulangan, dan setiap kesulitan yang dilalui dalam belajar membaca firman-Nya. Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW:
عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: “الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَؤُهُ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ، وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ، لَهُ أَجْرَانِ. 📚
Terjemahan: “Orang yang mahir membaca Al-Qur’an akan bersama para malaikat yang mulia dan taat, sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan merasa kesulitan, maka ia mendapatkan dua pahala.”(HR. Bukhari No. 4937, Muslim No. 798)
Hadis ini mengajarkan bahwa keutamaan membaca Al-Qur’an tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang lancar, tetapi juga bagi mereka yang masih berusaha. Setiap usaha yang dilakukan untuk memahami dan memperbaiki bacaan adalah sebuah amal yang bernilai besar di sisi Allah.
Bagi yang telah mahir, kemuliaan mereka adalah ditempatkan bersama para malaikat. Namun, bagi yang masih berjuang dengan kesulitan, Allah menggandakan pahalanya: satu untuk membaca dan satu lagi untuk perjuangannya. Ini adalah bukti kasih sayang Allah yang tidak membiarkan satu pun usaha hamba-Nya sia-sia.
Jangan pernah merasa minder atau takut salah dalam membaca Al-Qur’an.