MAGETAN – Awal Oktober 2024 menjadi momen yang tak terlupakan bagi siswa-siswi SDIT Al Uswah Magetan. Sebanyak 598 siswa dari kelas 1 hingga 6 berkumpul dengan antusias untuk mengikuti pelatihan membatik, kegiatan seru yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional. Pelatihan ini disambut dengan penuh semangat oleh semua siswa, tak terkecuali para guru dan orang tua yang ikut mendukung dari balik layar.
Kegiatan membatik kali ini terbagi menjadi dua jenis batik. Siswa kelas 1 hingga 3 belajar membuat batik ecoprint, sementara siswa kelas 4 hingga 6 diberi tantangan untuk membuat batik tulis dengan canting. Kedua pelatihan ini tidak main-main, karena sekolah mendatangkan langsung para pelatih batik yang andal dari Desa Sidomukti untuk batik tulis, serta pelatih batik eco dari Desa Bulukerto.
Pelatihan dibagi menjadi beberapa tahap. Kelas 4 memulai aksi mereka pada tanggal 2 Oktober, diikuti kelas 5 pada tanggal 3, dan kelas 6 pada tanggal 4 Oktober. Sementara itu, siswa kelas 1 hingga 3 mendapatkan giliran pada tanggal 7 Oktober. Setiap kegiatan dimulai sejak pagi, tepatnya pukul 07.00, dengan jadwal yang padat dan penuh tantangan.
Para siswa kelas 4 hingga 6 diawali dengan shalat dhuha dan pembacaan al-matsurat di masjid. Kemudian, mereka bersiap-siap di aula untuk memulai praktek membatik. Dengan dibimbing oleh pelatih, para siswa perlahan-lahan mulai belajar menggambar pola batik, mencanting, hingga tahap pewarnaan.
Bagi mereka, proses mencanting menggunakan lilin panas adalah pengalaman seru yang menantang sekaligus mengesankan, meskipun ada beberapa siswa yang tangannya tak sengaja terkena panas canting. Namun, hal itu justru menjadi bagian dari cerita seru yang mereka ceritakan dengan bangga.
Sementara itu, siswa kelas 1 hingga 3 beraksi dengan ecoprint. Mereka memulai dengan mencelupkan kain ke dalam campuran air dan tunjung, lalu menempelkan daun-daun alami seperti daun jati dan jarak ke kain mereka.
Proses kreatif ini berlanjut dengan menutup kain tersebut menggunakan kain berwarna, membungkusnya dengan plastik, lalu menggulungnya dengan tongkat. Gulungan kain ini kemudian direbus selama dua jam dan harus dijemur selama tiga hari agar motif daun alami terlihat jelas di kain.
Tak hanya seru, proses membatik ini memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para siswa. Mereka belajar bahwa batik bukan sekadar kain biasa, melainkan sebuah seni yang memerlukan kesabaran dan ketelatenan. Dengan tangan-tangan kecil mereka, para siswa berhasil menciptakan produk akhir berupa taplak meja yang indah.
Meskipun kegiatan ini berjalan lancar, tetap ada tantangan yang dihadapi. Jumlah siswa yang banyak membuat beberapa momen terasa kurang kondusif, seperti pewarna yang tumpah atau beberapa anak yang terkena canting panas. Namun, semua itu tidak mengurangi semangat dan keseruan mereka dalam berkarya. Pelatihan ini akan menjadi pengalaman berharga yang akan mereka kenang sepanjang hidup, terutama ketika hasil karya mereka dipamerkan dalam rangka HUT Magetan ke-349 di GOR Magetan.
Para siswa tak sabar menunggu momen pameran, di mana mereka bisa dengan bangga memamerkan hasil karya mereka kepada keluarga, teman-teman, dan masyarakat umum. Hari Batik Nasional tahun ini sungguh meninggalkan kesan yang mendalam, mengajarkan mereka tidak hanya teknik membatik, tetapi juga nilai kesabaran, kerja keras, dan kecintaan pada warisan budaya bangsa.
SDIT Al Uswah Magetan, dengan pelatihan membatik ini, berhasil membangkitkan rasa bangga siswa-siswinya terhadap batik, warisan tak ternilai bangsa Indonesia.
Penulis : Sarsiyani, Editor : Anjaya Wibawana