JSIT-JATIM.COM, Gresik –Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Ibrah Gresik yang berlokasi di salah satu perumahan teramai di kota Gresik kembali membawa bintang penghargaan.
Tak main-main, Bintang pretasi yang di bawa pulang oleh siswa kelas 4 ini merupakan sebuah ajang kompetisi tingkat internasional yang di selenggarakan oleh KPM.
KPM adalah kepanjangan dari Klinik Pendidikan MIPA yang dipercaya menjadi penyelenggara CFM sejak pertama kali digelar pada tahun 2014 silam.
Kompetisi internasional yang diselenggarakan oleh KPM, salah satunya adalah Puzzle Contest Challenge For Future Mathematicians (CFM).
CFM adalah sebuah kompetisi matematika internasional tingkat menengah yang menyajikan soal unik dan menantang.
Pada kompetisi CFM ini, tiap peserta ditantang mengikuti tiga kategori lomba, yaitu Individual Contest, Team Contest, dan Puzzle Contest.
Terakhir kali CFM dilaksanakan pada tahun 2019, yaitu pada tanggal 27-30 Desember 2019 yang berlokasi di Griya Dharma Wulan, Sentul, Bogor dan diikuti 174 peserta dari 5 negara, yakni Vietnam, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Indonesia.
Challenge For Future Mathematicians’(CFM) berikutnya juga di laksanakan di Bogor Indonesia, pada 1-4 Maret 2024 pekan lalu.
Arjuna Alvaro Gunawan menjadi salah satu peserta yang didampingi langsung menuju lokasi kompetisi di Bogor Jawa Barat Indonesia oleh kepala Sekolah SD IT Al Ibrah Gresik.
Sebenarnya ada 3 siswa yang mendapatkan kesempatan untuk berkompetisi, namun dua siswa mengundurkan diri.
Arjuna juga hendak mengundurkan diri. Mendengar kabar pengunduran diri tersebut, kepala sekolah langsung terjun lapangan menemuinya dan mencoba merayunya.
Berbagai upaya rayuan digalakkan namun Arjuna tetap geleng-geleng. Akhirnya Ustadz Janan keceplosan menawarkan bahwa dia sendiri yang akan mendampingi Arjuna.
Tak disangka bocah yang memiliki hobi bersepeda itu langsung mengangguk dan tersenyum.
“Ustadz antarkan berangkatnya ya, tetapi nanti dijemput ustadz lainnya. Lalu saat salat Subuh, Arjuna nurut untuk bangun. Bagaimana?” Arjuna langsung mengangguk.
Rasa khawatir juga tetiba muncul di pikiran pria yang anak-anaknya sudah remaja-dewasa ini terhadap siswanya saat di hotel.
Kepala sekolah SD IT Al Ibrah mengajak Arjuna masuk ke kamar mandi dan menunjukkan lebih detail bagaimana penggunaan kran air panas dan dingin.
“Kalau tiba-tiba kran mengarah ke air panas kan bisa bahaya, bagaimana saya tidak khawatir,” jelasnya kepada wartawan.
Siswa kelas 4 ini bukanlah siswa yang banyak bicara. Ia cukup polos dan tidak menyukai hal yang ribet.
Saat perjalanan berangkat naik kereta, Arjuna juga mendapat pengalaman baru bagaimana cara salat dalam kendaraan.
Kepala Sekolah SD IT Al Ibrah mengajarkan kepadanya bagaimana tata cara salat dalam kereta api selama perjalanan.
Arjuna juga mengisahkan dirinya bahwa ia bukanlah anak yang suka matematika di awal masuk kelas 1 SD.
Ia mengatakan bahwa otaknya panas ketika harus berhadapan dengan mapel satu ini, ia jadi malas dan tidak tertarik.
Tetapi Arjuna bukan tipe anak yang kemudian menyerah. Meskipun otaknya panas, ia tetap bersabar mengikuti mapel matematika hingga kelas 2.
Ia merasakan otak mulai mendingin dan suka ketika mulai duduk di kelas 3. Awalnya ia membuka beberapa soal matematika dengan biasa saja.
Kemudian Arjuna akan bertanya kepada google jika ada soal yang ia rasa tidak bisa menyelesaikannya. Arjuna semakin ‘ketagihan’ saat mengerjakan soal matematika hingga akhirnya ia menjadi suka.
Apakah Arjuna sudah memiliki cita-cita lantaran telah mulai nampak bakat positif dan prestasi yang ia raih?
“Belum dipikirkan cita-citaku,” jawabnya sambil tersenyum malu kepada wartawan.
Ia menambahkan bahwa orang tuanya juga tak mempersoalkan ia kelak akan memilih menjadi apa.
Sukses selalu Arjuna, Sukses selalu SD IT Al Ibrah!***
Penulis : Almaidatul Istibsyaroh