Inspirasi Ramadhan, Ustadz Janan Kupas Tuntas Makna Pelayanan Prima yang relevan dalam pendidikan dan dunia kerja
Oleh Janan, S.Pd., Gr. ; Kepala SDIT al Ibrah Gresik
Bulan suci Ramadhan selalu menghadirkan nuansa yang berbeda di hati setiap umat Islam. Selain menjadi momen untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, bulan ini juga menjadi kesempatan emas untuk menebar kebaikan kepada sesama. Salah satu acara yang menginspirasi dalam menyemarakkan Ramadhan adalah “Risalah Senja” edisi spesial yang menghadirkan sosok Ustadz Janan, S.Pd., Gr., seorang pendidik dan pengurus Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia wilayah Jawa Timur.
Dalam acara yang berlangsung penuh kehangatan ini, Ustadz Janan membawakan materi bertajuk “Pelayanan Prima dalam Islam”, sebuah tema yang tak hanya relevan bagi dunia kerja, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Dipandu oleh Ustadz Kautsar Akhdan Yogaiswari yang dikenal sebagai host yang inspiratif, suasana diskusi terasa hidup dan penuh makna.
Pelayanan Prima: Sebuah Konsep Sejak Zaman Nabi
Mengawali kajiannya, Ustadz Janan menegaskan bahwa pelayanan prima bukanlah konsep modern semata. Nilai-nilai pelayanan terbaik telah ada sejak zaman Nabi Adam AS, sebagaimana dicontohkan dalam kisah Qabil dan Habil. Dalam kisah ini, Habil memberikan persembahan terbaik kepada Allah, sementara Qabil hanya memberikan hasil panen yang buruk. Keikhlasan Habil dalam memberikan yang terbaik menjadi cerminan bagaimana pelayanan prima sejatinya adalah bagian dari akhlak mulia yang telah diajarkan sejak zaman para nabi.
Lebih jauh, Ustadz Janan mengingatkan bahwa Rasulullah SAW adalah teladan utama dalam pelayanan terbaik. Dalam berbagai riwayat, Rasulullah selalu memperlakukan orang lain dengan penuh kelembutan, bahkan terhadap mereka yang membenci beliau. Salah satu kisah yang menarik adalah bagaimana Rasulullah tetap menjenguk seorang wanita Yahudi yang selama ini mencaci beliau. Sikap kasih sayang ini akhirnya meluluhkan hati sang wanita hingga ia memutuskan masuk Islam.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya Allah menyukai seseorang yang apabila bekerja, ia menyempurnakan pekerjaannya.” (HR. Al-Baihaqi)
Hadits ini menjadi landasan kuat bahwa pelayanan prima dalam Islam bukan sekadar soal memberikan layanan terbaik, tetapi juga menjalankannya dengan ketulusan dan keikhlasan.
PRIMA: Lima Pilar Pelayanan Terbaik
Agar lebih mudah dipahami dan diterapkan, Ustadz Janan merangkum konsep pelayanan prima ke dalam akronim PRIMA, yang terdiri dari lima aspek utama:
- Profesionalisme – Menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhan.
- Responsif – Peka dan cepat tanggap terhadap kebutuhan orang lain.
- Inovasi – Selalu mencari cara baru agar layanan lebih baik.
- Mutu Terbaik – Memberikan hasil yang berkualitas dalam setiap pekerjaan.
- Antusias – Melayani dengan penuh semangat dan keikhlasan.
Konsep ini juga diperkuat oleh penelitian Hyken tahun 2022 yang menunjukkan bahwa 68% orang menghindari layanan karena pengalaman buruk yang mereka terima. Hal ini semakin menegaskan bahwa cara kita melayani sangat mempengaruhi orang lain, bahkan bisa menjadi cerminan dakwah yang nyata.
Pelayanan Prima di Bulan Ramadhan
Di bulan penuh berkah ini, penerapan pelayanan prima menjadi semakin bermakna. Ustadz Janan mengajak peserta untuk menerapkannya dalam berbagai aspek kehidupan, antara lain:
✅ Di dalam keluarga → Membantu menyiapkan sahur dan berbuka dengan cinta dan ketulusan.
✅ Di tempat kerja → Memberikan layanan terbaik kepada pelanggan, rekan kerja, dan atasan.
✅ Di lingkungan sekitar → Berbagi makanan, menolong tetangga, atau sekadar menyapa dengan senyuman.
✅ Dalam ibadah → Beribadah dengan penuh kekhusyukan serta menciptakan suasana nyaman bagi sesama jamaah.
Tidak perlu hal-hal besar, bahkan senyuman saja bisa menjadi bentuk pelayanan prima yang ringan namun berdampak besar. Rasulullah SAW bersabda:
“Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi)
Kisah Inspiratif: Pelayanan yang Mengubah Hidup
Selain teori, Ustadz Janan juga membagikan kisah inspiratif tentang seorang pedagang di Madinah yang dikenal jujur dan baik hati. Suatu hari, seorang pembeli non-Muslim datang untuk berbelanja. Pedagang ini melayani dengan keramahan tanpa mengambil keuntungan yang berlebihan. Sang pembeli akhirnya terkesan dan bertanya, “Mengapa engkau begitu baik padaku?”
Pedagang itu pun menjawab, “Karena Rasulullah SAW mengajarkan kami untuk memberikan pelayanan terbaik kepada siapa pun, tanpa memandang suku, ras, atau agama.”
Beberapa hari kemudian, pembeli itu kembali, bukan hanya untuk berbelanja, tetapi juga untuk mengucapkan syahadat karena terinspirasi oleh akhlak sang pedagang.
Kesimpulan: Mari Menjadi Pribadi yang Memberikan Pelayanan Terbaik!
Acara “Risalah Senja” kali ini benar-benar memberikan banyak inspirasi. Dari pemaparan Ustadz Janan, kita belajar bahwa pelayanan prima adalah bagian dari ajaran Islam yang harus diterapkan dalam setiap aspek kehidupan. Tidak hanya dalam dunia kerja, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, terutama di bulan Ramadhan.
Sebagai penutup, Ustadz Janan menyampaikan pesan yang sangat menyentuh:
“Jangan pernah bosan untuk berbuat baik, karena kebaikan yang kita berikan kepada orang lain sejatinya akan kembali kepada diri kita sendiri.”
Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi sesama. Aamiin! ✨