Di usia 15 tahun, Naya berhasil mengukir prestasi nasional sambil menggapai mimpi besar menjadi duta besar, berkat kecakapan, disiplin, dan semangatnya.
Penulis : Very Budi Setiawan
Oktober 2024 menjadi bulan yang tak terlupakan bagi Nazila Kamaliyah Amari, atau yang akrab disapa Naya. Di usia yang baru 15 tahun, Naya sudah menorehkan prestasi luar biasa di dunia akademis, khususnya dalam kemampuan berbahasa Inggris, di tengah kesibukannya sebagai Ketua OSIS putri di SMPIT Insan Kamil Sidoarjo. Meskipun duduk di bangku kelas 9, ia membuktikan bahwa semangat dan kegigihan mampu mengalahkan segala keterbatasan waktu.
Tak tanggung-tanggung, dalam waktu dua pekan saja, Naya berhasil menyabet dua gelar juara di ajang lomba pidato bahasa Inggris tingkat nasional. Pada awal Oktober, ia berhasil meraih juara 1 dalam National English Festival 2024 kategori Speech Junior High School di Universitas Islam Malang (UNISMA). Belum habis euforia kemenangannya, ia kembali mengukir prestasi sebagai juara 3 dalam ajang Java English Competition 2024 di UIN Sunan Ampel Surabaya.
“Alhamdulillah, di tengah kesibukan yang padat, mbak Naya mampu mengatur waktu dengan sangat baik,” ujar Pristiwati, guru pembina Bahasa Inggris SMPIT Insan Kamil yang selalu mendampingi Naya.
Keberhasilan Naya tentu tidak datang begitu saja. Sebagai sosok dengan mimpi besar menjadi duta besar, ia telah merencanakan masa depannya dengan serius. Hobinya bermain catur, membaca, dan belajar bahasa bukanlah sekadar pengisi waktu luang, melainkan bagian dari langkahnya untuk mencapai kecakapan sebagai duta besar yang diimpikannya.
“Melalui kegiatan ini, saya belajar banyak tentang mengasah kecerdasan intrapersonal, mengenal diri sendiri,” ungkap Naya. Sejak SD, ia gemar mencoba berbagai bidang, dari lomba mendongeng hingga taekwondo. Berbagai bidang yang ia tekuni kini semakin terfokus pada speech contest dan taekwondo, sesuai dengan ketertarikan dan cita-citanya.
Bahkan dalam perjalanannya meraih juara di ajang lomba bahasa Inggris, Naya harus berbagi waktu dengan persiapan kegiatan backpacker bersama teman-teman sekelas. Dalam seminggu sebelum keberangkatan, ia mengikuti babak semifinal pada Kamis, 17 Oktober, lalu kembali ke UNISMA untuk berlaga di babak final dan berhasil meraih juara 1. Sepulang backpacker, Naya harus kembali mempersiapkan diri untuk ajang Java English Competition, di mana ia sukses meraih juara 3 tingkat Jawa.

Bagi Naya, kesuksesan adalah soal kebiasaan, sebuah konsep yang ia pelajari dari buku Atomic Habits karya James Clear. Dengan prinsip “buat kebiasaanmu menarik, agar kamu sangat membutuhkannya,” ia terus berlatih dan menciptakan rutinitas yang mendukung prestasi. Melalui peran di OSIS, ia juga ingin menginspirasi teman-temannya untuk giat mengasah minat dan bakat melalui berbagai lomba. “Sukses bisa diraih dengan banyak cara. Bagi pelajar seperti kita, cara terbaik adalah mencoba berbagai bidang,” ujarnya dengan penuh semangat.
Tak bisa dipungkiri, dukungan dari keluarga menjadi energi besar bagi Naya. Orang tuanya senantiasa memberi motivasi, mengantar saat perlombaan, dan bahkan menyediakan textbook bahasa Prancis untuk mendukung ambisinya di dunia diplomasi. Kepala SMPIT Insan Kamil Sidoarjo, Fathur Rohman, turut merasa bangga dengan pencapaian Naya. “Kami berharap, ia bisa terus memberikan inspirasi kepada teman-teman dan adik-adik kelasnya sehingga nanti ada penerusnya,” ungkapnya.
Semoga langkah gemilang Naya menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus bermimpi besar, bekerja keras, dan menjadikan setiap kegiatan sebagai bagian dari perjalanan menuju masa depan yang gemilang.