SURABAYA – Sebagai lembaga yang berkomitmen meningkatkan kemajuan pendidikan Islam dan melahirkan generasi Qurani. JSIT Indonesia Wilayah Jawa Timur melalui Tim Pengembang Pendidikan Al Quran (TP2Q) menggelar pelatihan Metodologi Belajar Al Quran (MBQ) Ilman wa ruuhan.
Pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari ini diselenggarakan di Balai Bahasa Surabaya, sejak Jumat pagi (28-29/6). Total jumlah peserta ada 37 peserta terdiri dari guru TK, SD dan SMP.
Dalam sambutannya, Ketua JSIT Indonesia Wilayah Jawa Timur Moch Edris Effendi, menyampaikan lima standar yang harus dimiliki oleh setiap guru Quran pada Sekolah Islam Terpadu.
“Pertama, mampu membaca Al Quran dengan bagus (tahsin). Kedua, mampu menghafalkan Quran (tahfidz),” ujarnya.
Dua standar diatas harus memiliki spirit (ruh), oleh karenanya Ustadz Edris menambahkan bahwa guru Quran juga harus gemar membaca Quran dan mendalami maknanya serta mampu melaksanakannya dengan tepat.
“Standar terakhir, guru harus dekat dengan Quran,” kata pria yang saat ini menjadi Direktur Pendidikan Al Uswah Surabaya.
Berdasarkan keterangan panitia TP2Q, peserta dikelompokkan dan didampingi oleh trainer pada setiap jenjangnya. Sebelumnya, ada pendamping kegiatan awalan secara online di WAG bersama Ustadzah Zahrotun Fatmawati, S.Pd.I
“Trainer yang ditunjuk saya (Edi Purwanto, S.Pd.I) , Ustadz Lukman Hakim, S.Pd.I, Ustadz Ihya Ulumuddin, S.Pd, Ustadzah Anik Susiati, A.Ma,” ungkap ketua TP2Q JSIT Jawa Timur Edi Purwanto.
Ia berharap dengan mengikuti MBQ, peserta mendapatkan wawasan baru dan praktik terkait metodologi belajar Al Quran Ilman wa Ruuhan (IWR).
“Para trainer membedah semua jilid dan Al Quran. Dilanjutkan mengikuti micro teaching di sesi akhir pelatihan ini,” pungkasnya.
Penulis : NANING