Penulis : Almaidatul Istibsyaroh
Berbekal pengalaman sederhana baik dari pendamping belajar di sekolah maupun di rumah, siswa-siswi jenjang akhir SD IT Al Ibrah Gresik akhirnya berhasil menunaikan tugas praktik mapel IPA yang dikolaborasikan dengan PKn dalam Kegiatan Sumatif Tengah Semester (STS) 2 Tahun ajaran 2023-2024.
Pendalaman pengetahuan umum sudah menjadi target pencapaian bagi sekolah Islam yang berjargon ‘Sekolah Bintang’ ini.
Menjadi salah satu sekolah favorit masyarakat kota Gresik membuat sekolah dan para pendamping berpikir dan berusaha lebih keras agar tak mengecewakan wali siswa dalam era kondisi zaman yang realita tak selalu sesuai dengan harapan.
Sekolah yang berlokasi di Jalan Tanjung Wira 6 no.44 Gresik Kota Baru (GKB) ini melakukan ‘pemaksaan’ terhadap siswa-siswi jenjang akhir untuk mengolah menu dari bahan yang awalnya mereka buat sendiri.
Pandai memasak bukanlah kelebihan yang spontan datang pada diri seseorang baik wanita maupun lelaki dewasa.
Hal ini butuh pembiasaan dan juga bukan sesuatu yang sulit untuk dilakukan dimana para siswa kelas 6 SD IT ternyata mampu membuktikan dengan menyajikan olahan menu secara kelompok yang rasanya menyamai rasa menu restoran bintang lima.
Kolaborasi antara pendamping mapel IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) yang di sepakati oleh koordinator jenjang kelas 6, Roikhatul Jannah, S.E., akhirnya membentuk kegiatan masak-memasak ini.
Materi Bioteknologi Fermentasi Kedelai yang merupakan salah satu dari materi mapel IPA terlaksana secara maksimal dengan sebuah kerjasama dan kekompakan para siswa yang menjadi salah satu tercapainya tujuan dari salah satu mapel PKn.
Bermula dari mencuci kedelai, mengukus, dan memisahkan kedelai dari kulitnya merupakan sebuah aktivitas yang memerlukan kesabaran dan keuletan.
Membubuhkan ragi yang harus sesuai takaran dan mengecek keaftifan ragi juga akan menjadi tahap betapa rasa bersyukur siswa akan mudahnya mengonsumsi tempe selama ini yang hanya tinggal beli atau makan saja.
Tahap selanjutnya bagaimana siswa harus membungkus kedelai dan ragi dengan tepat juga menjadi berhasil tidaknya kedelai berubah menjadi tempe.
Siswa akhirnya tahu betapa para pedagang tempe memerlukan proses yang tak sebentar dalam mengubah kedelai menjadi menu favorit yang sehat ini.
“Siswa SD IT Al Ibrah menjadi paham betapa gigihnya para produsen atau siapapun yang berkecimpung dalam proses ini adalah para pejuang keluarga yang siap membiayai keluarganya dengan usaha dan kerja keras.” Jelas Roi, wali kelas 6A sekaligus koordinator jenjang akhir ini.
Tema Bhinneka Tunggal Ika yang diambil dalam semester ini juga terwakili dari berbagai menu yang disajikan oleh siswa-siswa kelas 6.
Semua menu tersebut tidaklah sama tetapi berbagai varian itu semuanya berbahan dasar tempe yang tetap menjadi menu andalan dan kaya manfaat bagi tubuh.
Lalu bagaimana respon juri dalam menilai hasil masakan siswa-siswi kelas 6 ini?
Juri yang disebut sebagai Chef Janan ini tak lain adalah Kepala Sekolah SD IT Al Ibrah sendiri.
Janan, S.Pd., Kepala Sekolah SD IT Al Ibrah diminta menjadi juri dan mencicipi langsung setiap menu yang tersaji dari hasil olahan siswa-siswi kelas 6.
Mereka menyajikan berbagai macam olahan sejak pagi mulai dari meracik, mengiris, mencipta rasa, dan memasaknya dengan penuh cinta dan tawa.
Terdapat 19 menu yang di masak oleh siswa-siswa kelas 6 SD IT Al Ibrah yang terbagi dalam kelompok.
Menu yang disajikan diantaranya:
Temveh Bubble Crumb, Tempe Katsu, Tempe Meat Ball Soup, Tempe Geprek merupakan olahan dari kelompok kelas 6A.
Teliti (Tempe Telur Nori), Gunteno (Gunung Tempe Nori), Bola-Bola Tempe, Sate Tempe, Steak Tempe merupakan olahan dari kelompok kelas 6B.
Tempe Salted Egg, Tempe Rica-Rica, Tempe Oseng Kecap, Tempe Kriuk, Tempe Mendoan merupakan olahan dari kelompok kelas 6C.
Sementara Gimbal Tempe, Tempe Balado Numplek, Tempe Ayam Pok Pok, Bali dan Tumis Tempe, Tempe Orek Balado merupakan hasil olahan dari kelompok kelas 6D.
Bagaimana kesan orangtua tentang pengalaman anaknya dalam penilaian praktik STS kali ini?
“Kalau buat anak saya bagus sekali, anak saya jadi bisa ngupas kentang, wortel dan buncis. Bisa ngulek juga. Pengalaman berharga agar anak semakin menghargai makanan bahwa makanan itu ada dari hasil sebuah proses bukan langsung lepp…,” respon bunja Janeeta kelas 6A kepada wartawan.
“Luar biasa.. dengan kreativitas dan inovasi yang dimiliki, harapan kami, anak-anak bisa mengembangkan bakat-bakat tersebut, sehingga menjadi bekal mereka dalam dunia entrepreneur,” papar Janan.
“Sebuah inovasi juga, jika biasanya bakso berasal dari daging maka tempe juga bisa dibikin bakso. Rasa masakan anak-anak juga tak kalah dengan rasa menu restoran bintang 5.” Tambah kepala sekolah SD IT Al Ibrah.
Wah, jika sudah begini siapa sih yang tidak ingin menjadi mereka menantu idaman kelak?
Sukses selalu untuk siswa-siswi SD IT Al Ibrah Gresik Jawa Timur!***