Mencegah bullying bukan hanya tugas guru atau pihak sekolah, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai orang tua.
Penulis: Heny Icha Khamdiah (Guru BK SDIT Al Ibrah)
Bayangkan jika suatu hari anak kita pulang dengan wajah tertunduk, matanya berkaca-kaca, tetapi enggan berbicara. Hatinya penuh luka, bukan karena jatuh saat bermain, melainkan karena kata-kata yang menyakitkan dari teman-temannya. Bullying bukan sekadar ejekan biasa—ini adalah ancaman nyata bagi tumbuh kembang anak.
Dalam Islam, anak adalah amanah yang harus dijaga dan dididik dengan penuh kasih sayang serta tanggung jawab. Salah satu tantangan besar dalam mendidik anak di era modern adalah fenomena bullying yang kerap terjadi di lingkungan sekolah.
Sebagai orang tua dan pendidik, Ayah dan Bunda memiliki peran penting dalam mencegah serta menanggulangi tindakan perundungan agar anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih dan saling menghormati.
Apa Itu Bullying?
Bullying adalah tindakan agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang terhadap seseorang yang dianggap lebih lemah. Bentuknya bisa berupa fisik, verbal, maupun sosial. Dalam Islam, tindakan ini bertentangan dengan ajaran Rasulullah ﷺ yang mengajarkan kasih sayang dan persaudaraan. Nabi ﷺ bersabda:
“Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzalimi dan tidak boleh membiarkan saudaranya dizalimi.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Bullying bukan hanya menyakiti secara fisik, tetapi juga dapat berdampak psikologis, seperti rendahnya rasa percaya diri, trauma, dan kesulitan dalam bersosialisasi. Oleh karena itu, perlu tindakan pencegahan agar masalah ini tidak berkembang lebih jauh.