MOJOKERTO – Waktu memang terus bergerak. Tapi ada momen-momen yang layak dikenang, disyukuri, bahkan dirayakan. Seperti halnya usia ke-25 tahun Sekolah Islam Terpadu (SIT) Permata Mojokerto yang tahun ini ditandai dengan cara yang istimewa: halal bihalal penuh kehangatan, syukur yang menyentuh langit, dan apresiasi yang membekas di hati.

Berawal dari sebuah unit kecil bernama TKIT Permata, kini SIT Permata telah menjelma menjadi lembaga pendidikan terpadu dengan sembilan unit yang membentang dari pendidikan usia dini hingga madrasah aliyah plus boarding school. Sebuah perjalanan panjang nan penuh warna, yang tak hanya mencerminkan pertumbuhan, tapi juga konsistensi dan ketangguhan menghadapi tantangan zaman.
Angka 25: Penanda Perjalanan dan Refleksi Makna
Ketua Yayasan Permata Mojokerto, Dani Setiawan, dalam sambutannya menyebut usia 25 tahun ini sebagai penanda penting. Beliau menegaskan bahwa banyak capaian yang layak disyukuri: mulai dari peningkatan kualitas pembelajaran, SDM yang makin unggul, hingga kepercayaan masyarakat yang terus tumbuh.
Senada dengan itu, Anwar Sidarta, selaku Pembina Yayasan, mengingatkan tantangan yang kian kompleks di dunia pendidikan.
Syukur yang Diwujudkan dalam Apresiasi
Tak sekadar seremoni, milad ke-25 SIT Permata juga menjadi momentum apresiasi. Satya Lencana diberikan kepada guru dan pegawai yang telah mengabdi lebih dari 20 tahun – mereka yang menjadi saksi sekaligus penggerak sejarah perjalanan Permata.
Tak lupa, Anugerah Anumerta dianugerahkan untuk dua sosok luar biasa yang telah berpulang namun meninggalkan jejak mendalam founding father SIT Permata: Ustad drh Suhartono dan Ustadzah Umi Khusnul Khotimah. Nama mereka kini tidak hanya dikenang, tapi juga dihidupkan dalam semangat setiap langkah lembaga ini.
Tak kalah istimewa, reward beasiswa pendidikan S2 diberikan kepada pendidik pilihan: Saidah, S.Si, Gr., Lahtifatul Mahmudah, S.Pd, Alynia Purwaning, S.Pd, dan Chusniatul Khisoli, S.Pd. Sebuah bentuk dukungan agar mereka terus menebar ilmu dengan kualitas terbaik.
Dan tentu saja, reward umrah menjadi hadiah spesial bagi para pengabdi penuh cinta: Khusnul Khotimah, S.S, M.M, Duwik Rahayu, S.Pd, Tri Faidah, S.Pd, dan Samiono. Air mata haru pun tak bisa ditahan saat nama-nama itu disebut. Sungguh, nikmat Allah yang patut disyukuri.
Melebur Khilaf, Menyambut Masa Depan
Momen ini semakin sempurna karena bersisian dengan Idul Fitri. Dalam suasana halal bihalal, seluruh keluarga besar SIT Permata Mojokerto saling bersalaman, saling memaafkan, dan saling menguatkan. Tak hanya melebur khilaf, tapi juga menyatukan langkah menuju masa depan yang lebih cerah.
“Baarakallah fii ‘umrik, SIT Permata Mojokerto,” ucap Ustadzah Akhada seorang guru dengan mata berbinar. Doa itu tak sekadar ucapan. Ia adalah harapan yang membumbung: agar ke depan, Permata terus menjadi pelita bagi generasi, dan berkontribusi dalam membangun peradaban yang beradab.
Selamat milad ke-25. Teruslah tumbuh. Teruslah memberi makna.
Sumber: FP Permata