JSIT-JATIM.COM, Surabaya – Memasuki Syawal hari ke-18 Sabtu (27/4), Sekolah Islam Terpadu Permata Surabaya menggelar Halal Bihalal di halaman SDIT Permata Surabaya jalan Cacat Veteran No. 41 Pakal Kecamatan Pakal Surabaya.
Acara yang mengusung tema Halal Bihalal dan Permata Fest: Ketupat Bersatu, Silaturahim Berpadu ini mengundang wali murid SDIT Permata dan TKIT Permata Surbaya dihadiri 160 orang.
Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Permata Surabaya Lutfiatul Ma’rifah menguraikan pesan kalam Ilahi yang sudah dibaca oleh qori.
“Surat yang dibaca mengingatkan kita agar menjadi pribadi yang bertaqwa, bersegeralah kamu menuju ampunan Allah, disebutkan pula di ayat 133-136 apa saja ciri-cirinya bertaqwa, yaitu berinfaq baik di waktu lapang maupun sempit, saling memaafkan,” Ujar wanita asli Madiun.
Acara menarik berikutnya adalah lomba Ketupat Cepat dan lomba rangking 1. Lomba yang diikuti oleh 14 peserta ini merupakan perwakilan dari setiap kelasnya.
Lomba Ketupat Cepat menjadi magnet tersendiri bagi wali murid yang hadir, karena sempat terpikir anggapan bahwa apakah orang kota bisakah membuat ketupat. Faktanya di lomba Ketupat cepat seluruh peserta mematahkan anggapan tersebut.
Lomba dengan 14 peserta ini dengan komposisi 4 bapak dan sisanya ibu-ibu. Dipandu oleh panitia lomba bapak Faruq Ketua Komite SDIT Permata dan bapak Huda selaku Fundrising Komite SDIT Permata, lomba dimulai. Durasi sepuluh menit diberikan kepada seluruh peserta lomba ketupat cepat. Semua berhasil membuat ketupat, ada yang membuat 2 ketupat, ada yang berhasil membuat 4-5 ketupat. Juara lomba Ketupat Cepat jatuh pada perwakilan kelas dari 1A yaitu Ayah Marcel dengan perolehan 5 ketupat.
Lomba rangking 1 juga diikuti lengkap dari 14 kelas yang semuanya adalah para ibu-ibu wali murid. Lomba Rangking 1 mengajak peserta lomba dengan menguji seputar pengetahuan agama Islam. Panita membacakan pertanyaan dan peserta cukup mengangkat papan yang tercantum tulisan benar dan tulisan salah. Apabila peserta salah menjawab ototmatis gugur dan turun dari arena perlombaan. Empat pertanyaan cukup membuat 12 peserta gugur lomba. Tersisa dua orang saja. Pemenang lomba ini diraih oleh Mama Nafis perwakilan kelas 6A.
Kedua pemenang lomba mendapatkan hadiah berupa uang tunai senilai 250 ribu rupiah, uniknya uang hadiah tersebut dikemas dengan ketupat dan dikalungkan kepada kedua juara lomba.
Acara inti yang tak kalah seru untuk disimak adalah tausiyah parenting yang disampaikan oleh Coach Feri Dwi Sampurno Founder INALEAD.
Feri mengawali sapaan kepada wali murid yang hadir dengan mengungkapkan fakta para orang tua yaitu kerisauan tentang masa depan anak-anak kita, adalah tergantung bagaimana kita mendidik anak-anak.
Studi parenting akhir-akhir ini kasus remaja pada anak kita, bukan terletak pada mereka yang nakal. Semua anak punya bakat untuk menjadi sholih dan sholihah. Diantara penyebab munculnya masalah tumbuh kembangnya anak adalah tidak hadirnya ayah atau fenomena fatherless. Anak-anak yang tidak mendapatkan sentuhan ayah menjadi penyebab kenakalan remaja.
Fakta berikutnya yang menyebabkan hambatan tumbuh kembang adalah ketika di masa kecilnya anak maka akan menghambat kepemimpinannya, mereka menjadi pemimpin yang tidak dicintai.
Bukan seberapa kecil atau besar anak memperolah luka, namun seberapa lama anak memegang luka. Sekecil apapun luka batin anak-anak kalau dia tidak bisa melepaskannya maka bisa menjadi beban sepanjang hidupnya.
“Kok aku menjadi orang yang telatan, kok aku suka marah-marah”, Ada luka batin yang membentuk dia melakukan itu. Kasus di masa lalu, dia dibentak oleh orang tuanya, dll. Masa kecil mempengaruhi masa dewasa seseorang,” Ungkap coach Feri dengan 6 amanah anak.
Beliau juga memberikan apresiasi kepada para bunda yang hadir dengan menceritakan filososi mengapa seorang istri paling kuat measakan rasa sakit dari sakit normal apapun. Fakta bahwa rasa sakit yang paling luar biasa sakit adalah saat perempuan melahirkan, itu seperti 20 tulang rusuk dipatahkan secara bersamaan. Rasa sakit sudah di ambang rasa sakit normal, karena proses kontraksi jauh lebih sakit hingga saat terkadang digunting jalan lahir tidak berteriak.
Feri Dwi Sampurno menyampaikan pentingnya ayah dan bunda adalah sahabat terbaik bagi anak. Banyak psikolog remaja menyatakan bahwa teman-teman dan sahabat anak kita menjadi ‘kitab sucinya’.
Menjadi sahabat bagi anak bukan terminologi sederhana, karena para orang tua berkompetisi dengan teman-temannya.
Keputusan memiliki anak adalah keputusan besar. Punya anak itu bukan sebuah kebetulan. Punya anak itu bukan hanya konsekuensi logis. Apalagi sekarang ada pilihan untuk memutuskan untuk tidak punya keturunan. Karena punya anak bukan keputusan natural. Karena punya anak akan mencurahkan hati. Anak mendapatkan pengasuhan sempurna adalah kewajiban orang tua. Bersiaplah menerima masa depan mereka dengan segala konsekuensinya.
Masa lalu anak
Feri Dwi Sampurno juga menjelaskan bagaimana masa lalu berpengaruh pada masa depan anak. Feri memberikan tiga contoh nama samaran tentang profilnya dan bagaimana masa lalu yang membentuk ketiganya.
Pertama seseorang bernama Nugroho, seorang karyawan yang sangat konsumtif karena ternyata di masa lalunya di usia 12 tahun dilarang dengan marah untuk beli makanan. Kedua Budi (nama samaran) seorang pebisnis, mengalami sukses ambruk, sukses-ambruk dalam bisnisnya, ternyata dia melihat orang tua dihina pamannya yang kaya. Orang ketiga bernama Hendro lulusan luar negeri, selalu gugup berlebihan dan merasa inferior, ternyata sering dibandingkan.
Anak hanya boleh dibandingkan dengan dirinya sendiri. Bagaimana proses hari kemarin dan hari ini. Kualitas hubungan orang tua dengan anak memberikan pengaruh pada anak. Seberapa hangat hubungan orang tua dengan anak. Kapan terakhir kali ngobrol satu frekuensi. Bukan obrolan orang tua. Bukan pura-pura tertawa.
Namun buat bonding (hubungan yang kuat), rangkul dan itu hanya bisa terjadi hanya dengan menurunkan ego orang tua.
Adapun 5 bahasa cinta yang perlu diaplikasikan orang tua ke anak diantaranya:
- Kalimat Afirmasi (pujian dan penerimaan). Yaitu sekali-kali peluk tanpa alasan. “Terimakasih sudah jadi anak Abi,”. Pujian karena mereka sudah hebat, jangan menunggu mereka berprestasi tetapi puji setiap apa yang mereka tapaki. Landasan hubungan yang kuat menjadi dasar anak berprestasi.
- Sentuhan fisik itu penting (usapan, tepukan di pundak, pelukan hangat)
- Tindakan melayani (secangkir teh saat belajar, mengantarkan sendiri anak ke toko buku)
- Hadiah (bukan sebagai imbalan atas prestasi, sekedar bukti perhatian)
- Waktu berkualitas. Bukan soal berapa lama, tetapi bagaimana kualitas waktu dengan anak.
Pesan terakhir dari Feri di penghujung tausiyah parenting yaitu terapkan One And One Bonding Experience disebut dengan ‘pacaran dengan setiap anak’.
Membangun kekuatan hubungan dengan anak. Seperti yang dilakukan oleh Steven Covey kepada putrinya bernama Diana. Dengan dua rumus ini saat menentukan tujuan perjalanan adalah ditentukan anak, kedua tema pembicaraan dari anak.
Adapun testimoni dari wali murid TKIT Permata Surabaya Alfin Nikmah menyampaikan kebahagiaan beliau mengikuti Permata Fest dan Halal Bihalal kali ini, “Alhamdulilah hari ini barusan mengikuti acara Permata Fest dan Halal Bihalal, acaranya lancar dan seru sekali, kuis yang diadakan juga seru sekali, sesi parenting alhamdulillah memberikan inspirasi sebagai orang tua bahwa mendampingi tumbuh kembang anak dibutuhkan kerjasama, membutuhkan semua bahasa kasih, tugas berat kita sebagai orang tua di jaman sekarang ini, tidak hanya peran ayah atau hanya ibu saja, namun kerjasama keduanya,”Ujar ibu dari Sekar Dahayu Handono TK A Permata Surabaya.***
Penulis : Novita Ratna A