Kami ingin siswa tidak hanya pintar di kelas, tapi juga mampu bersosialisasi dengan masyarakat dan menghadapi realitas kehidupan di luar sekolah
Penulis: Siti Nur Laila
Nganjuk – Ada yang berbeda di Desa Waung, Kecamatan Baron, Jumat sore (10/1). Sebuah mobil sekolah berhenti di depan rumah Ustadzah Wilda, seorang guru SD Islam Terpadu (SDIT) Ulul Albab. Dari dalamnya, rombongan siswa dan guru turun dengan penuh semangat. Mereka bukan hanya sekadar berkunjung, tapi memulai kegiatan istimewa bertajuk Sehari Bersama Masyarakat (SBM).
Program yang digelar selama dua hari, Jumat hingga Sabtu (10–11 Januari 2025), ini dirancang untuk melatih kemandirian sekaligus mengenalkan siswa pada kehidupan bermasyarakat. Sebanyak 10 siswa kelas 6, 10 guru, dan Kepala Sekolah Sulisno turut serta dalam kegiatan yang berlangsung hangat ini.
Sesampainya di lokasi, agenda demi agenda mulai digulirkan. Di hari pertama, para siswa diajak bersilaturahmi dengan perangkat desa, melaksanakan sholat berjamaah, dan berdoa di malam hari melalui tahajud bersama. Tak hanya itu, muraja’ah atau mengulang hafalan Al-Qur’an juga menjadi bagian dari kegiatan spiritual yang diikuti dengan khidmat.
Namun, bukan itu saja yang membuat program ini menarik. Para siswa juga dilatih keterampilan sosial melalui pembagian tugas kelompok. “Kami membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Ada yang membantu berdagang, membersihkan rumah, belanja ke pasar, hingga menyiapkan sarapan bersama,” jelas Sulisno. Menurutnya, kegiatan semacam ini mampu menumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri siswa.
Esok harinya, aktivitas tak kalah seru kembali digelar. Para siswa terjun langsung dalam kerja bakti membersihkan mushola dan lingkungan sekitar. Tidak hanya itu, rombongan juga berkesempatan mengunjungi sentra kerajinan logam Prasegi Art di Dusun Kandeg, Desa Waung. Di sana, mereka menyaksikan langsung proses pembuatan kerajinan tangan yang mengandalkan keterampilan dan kreativitas tinggi.
Dana, salah satu siswa peserta, tak bisa menyembunyikan antusiasmenya. “Seru banget! Saya jadi tahu banyak hal baru,” ungkapnya sumringah. Hal senada disampaikan Hamid, siswa lainnya. “Semoga nanti bisa diadakan lagi, bahkan lebih dari sehari,” harapnya.
Kegiatan ini pun disambut positif oleh masyarakat sekitar. Menurut Sulisno, program SBM diharapkan menjadi media pembelajaran yang efektif bagi siswa, terutama dalam melatih kemandirian, empati, dan rasa peduli terhadap lingkungan. “Kami ingin siswa tidak hanya pintar di kelas, tapi juga mampu bersosialisasi dengan masyarakat dan menghadapi realitas kehidupan di luar sekolah,” pungkasnya.
Semangat kebersamaan, belajar, dan pengabdian terlihat jelas dalam program ini. Bukan sekadar kegiatan sekolah, Sehari Bersama Masyarakat menjadi wadah bagi siswa untuk belajar hidup mandiri dan mencintai lingkungan. Harapannya, program ini terus berlanjut di tahun-tahun mendatang.